Kamis, 20 Januari 2011

My Best Friends

Kini aku duduk di kelas tiga di salah satu sekolah swasta, SMA Plus Yayasan Persaudaraan Haji Bogor sebut saja YPHB. Sekolah yang menomor satukan akhlak dan agama. Setiap harinya kami selaku pelajar wajib mengikuti acara tadarusan bersama dikelas sebelum pelajaran dimulai, dan shalat duhur serta ashar berjamaah di masjid sekolah. Aku sangat menikmati kegiatan-kegiatanku setiap harinya di sekolah dengan gurauan teman-temanku di kelas Kiki, Nissa, Ria, Dian, dan Yaya. Ketika, jam pelajaran kosong kami sering mengobrol tentang apa saja sehingga membuat kami tertawa terbahak-bahak karena gurauan Dian yang sangat konyol. Mereka berlima menjadi teman dekatku di kelas tetapi bukan hanya mereka teman dekatku Echa, Widi, Ais, Yunita, Adek, nisa, dan Rika mereka juga teman dekatku dari kelas satu tetapi, semenjak kami menghadapi konflik cuma karena salah presepsi atau semacamnnya kami tidak dekat seperti dulu.

Mungkin sekarang aku lebih nyaman dengan Kiki, Ria, Dian, dan Yaya karena aku merasakan lebih klop dan terhibur oleh mereka, bukan berarti aku melupakan teman-temanku yang dulu. Teman-temanku mungkin saja mengira aku melupakannya karena kedekatanku dengan orang lain tetapi aku tidak bisa berbohong dengan apa yang kurasakan. Aku sering menyapa, sesekali bercanda dan berbincang dengan teman lamaku ketika kami ada waktu sejenak. Namun, sebenarnya posisiku serba salah aku merasakan nyaman terhadap teman baruku dan aku membutuhkannya dan disamping itu aku merasakan resah karena ketika aku gabung dengan teman lamaku aku merasa diabaikan tetapi aku membutuhkan mereka semua sebagai friend-listku.

Saat itu memang kebetulan Ujian Semester Ganjil lalu keadaannya tidak memungkinkan untuk bermain atau berkumpul bersama teman-teman lamaku karena waktu yang sedikit kami hanya bisa say-hi saja dan pulang bersama tapi hanya di hari pertama saja. Ujian berlangsung seminggu, ketika hari ke-dua hingga ujian beres aku tidak lagi pulang bersama dengan mereka. Alasannya, selesainya ujian teman-temanku ingin belajar bersama dan mengajakku tetapi aku ignin pulang dan alasan ke-duanya ketika ingin pulang bersama aku ingin bermain dengan teman-teman baruku. Hey, teman lama mengertilah diriku kalau aku hanya ingin berbagi dan mempunyai teman yang banyak sehingga ketika aku ingin meminta tolong, semua temanku ada dihadapanku. Sejahat-jahatnya seorang teman pasti teman itu tidak akan pernah lupa dengan teman lamanya walaupun mempunyai teman baru yang ia rasa mungkin lebih nyaman.

Tetapi  aku merasakan aku dianggap ada jika kalian membutuhkanku tetapi ketika sudah tidak membutuhkanku kalian mencampakkan aku. Mungkin kalian tidak merasakan hal itu. Aku yang merasakan hingga berkali-kali namun, baru kali ini saja aku sadar akan peristiwa itu. Bukan aku menjelek-jelekkan kalian teman tetapi ini kenyataan. Intinya saat ini aku mempunyai banyak teman, teman di kelas, teman sepermainan, dan temanku di ekskul serta adik-adik kelasku yang sangat welcome terhadapku. Terserah apa kata kalian, kata mereka, dan kata orang-orang tapi hanya akau dan Dia yang tahu atas segala yang aku rasakan selama ini. Aku tidak akan seperti ini kalau bukan kalian yang membesarkan masalah sepele yang dianggap mudah. Hey, teman kalian temanku bukan musuhku.

Aku

Ais, Nisa, Aku

Rika, Widi, Ais, Echa

Ria, Dian, Kiki, Yaya, Aku

Mutiara (Butet), Aku

Yunita (dede), Echa, Nisa

Gedrun, Rinny





Ajeng, Aku

Echa, Widi, Ais, Yunita, Nisa, Rika, Adek, dan Kiki adalah temanku dari kelas satu. Dan Ria, Dian, serta Yaya teman baruku semenjak kelas tiga karena kami satu kelas. Sedangkan Butet, Gedrun, Ajeng, dan Rinny adalah temanku di ekskul. Mereka teman-temanku bukan musuhku :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Find this blog

Followers