Jumat, 18 Mei 2012

Hidup Sangatlah Ramai #Setetes Air Susu


Ringkasan Cerita: Seperempat tahun saja aku sudah mengalami sengsaranya hidup ini. Apakah hidupku akan lebih ramai oleh kesengsaraan ya Tuhan?  Setetes air susu pun sulit ku dapatkan. Tuhan, tolong berkahi hidupku dan keluargaku.

Ayahku seorang pengangguran, Ibuku hanya ibu rumah tangga, kedua kakakku masih sekolah tingkat SD.  Tiap hari kami makan seadanya. Seringkali Ibu hanya memasak telur mata sapi, kecap, dan kerupuk. Makan enak pun sangat jarang kami rasakan. Kedua kakakku sekolah hanya berbekal uang dua ribu rupiah. Ke sekolah pun terkadang menumpang dengan saudara sepupuku yang kebetulan satu sekolah.

Ayahku tak mau bekerja seadanya dengan kata lain, beliau orang pemalas. Kerjanya tiap hari hanya bangun siang hari, makan, dan mengobrol dengan om-ku. Tak pernah keluar untuk mencari pekerjaan. Tak pernah berusaha mencari uang. Yang hanya ia bisa lakukan adalah meminta dan meminta kepada saudara-saudaranya. Ayah pun sering numpang makan dan merokook di rumah om-ku. 

Uang sehari-hari kami dapatkan dari belas kasihan keluarga besarku. Tapi, aku tak ingin ini terus terjadi. Aku malu Tuhan. Aku malu yang selalu meminta kepada mereka. Aku ingin keluargaku mampu juga untuk mendapatkan uang itu. Tuhan, izinkanlah aku untuk meramaikan hidup keluargaku.

Hari itu aku sangat kelaparan. Ibu tak bisa memberikan air susu ekslusif. Yang hanya aku bisa minum adalah susu kalengan. Tapi, saat itu Ibu tak ada uang untuk beli susu. Akhirnya, aku hanya minum air putih dan makan sebuah pisang. Saat Ibu memberikan botol dot berisikan air putih, aku tidur di ranjang kuno beralaskan selimut bekas kakak-kakakku saat kecil dulu. Aku menatap mata Ibu yang berlinang air mata. Aku tahu Ibu sangat sedih dengan keadaan keluarga kami. Ibu sebenarnya tak rela memberika aku sebotol air putih saja. Ibu ingin memberikanku susu layaknya bayi-bayi lain.

Tuhan, ingin ke sentuh pipi Ibu. Hapuskan semua air matanya itu. Memberikan senyuman menggoda kepadanya agar ia kembali ceria. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Find this blog

Followers