Selasa, 26 Februari 2013

Letter for Mom

My Mom

Dear Mom,

Dari tulisan ini mungkin orang-orang di dunia bisa tahu bahwa aku mencintaimu setulus hatiku hingga kapan pun. Mungkin kau bisa menyebutku sebagai pengecut, karena tak sanggup mengatakan langsung di depanmu. Memang aku terlihat durhaka di depanmu. Terlihat mencampakkanmu. Terlihat tak mencintaimu. Tapi kau harus tahu ma, di tiap onggok dagingku, tiap tetes darahku, dan di setiap hirup nafasku mengalir cinta untukmu. 

Maafkan aku bila waktuku ku kuras habis hanya untuk kesenanganku saja. Maafkan aku jika diperintah dirimu masih terdengar menggerutu. Maafkan aku yang belum bisa membiayai biaya doktermu. Maafkan aku belum bisa memberikanmu apa-apa. Maafkan aku yang hanya bisa meminta dan meminta terus kepadamu.
Sejak hari itu ku dengar dirimu tak baik, sepanjang malam itu pun air mata bertumpah ruah di pipiku. Malam itu punggungku terasa perih, kepalaku berat, hidung dan mataku memerah. Bagaimana tidak? Malam itu aku dihadapkan dengan dua hal penting, yaitu kondisimu dan ujianku. 

Pagi itu ku lihat tubuhmu tak berdaya di ranjang besi. Tak sanggup menahan nangis di depanmu, namun engkau masih berusaha menenangkan diriku. Mengusap kepalaku sambil berkata, "Mama ga apa-apa". Bagaimana bisa aku percaya dengan ucapanmu? Seumur hidupmu dan selama aku hidup tak pernah sekali pun dirimu tidur di rumah sakit. Bagaimana anakmu tidak cemas mendengar kabar buruk malam itu?

Selama penyakit itu masih melekat di tubuhmu, aku ikhlas menggantikan popokmu tiap waktu, memandikanmu, menggantikan pakaianmu, bahkan memberikan makan dan menuruti semua permintaanmu. Bukankah hal itu pernah kau lakukan ketika aku amsih kecil? Tetapi mengapa malam ini aku sangat bodoh dan tolol tak bisa memenuhi permintaanmu yang satu ini? Mengapa ya Allah? Betapa berdosanya diriku ya Allah, betapa bodohnya hambaMu ini ya Tuhan.

Bukankah pernah ku berjanji agar menjaga Mama selama aku libur semester ini? Tetapi, mengapa bisa terucap kata tolak untuk permintaannya yang satu itu? Mama maafkan anakmu ini jika hatimu tergores, jika punggungmu merintih kesakitan, dan maafkan anakmu ini jika membuat matamu bengkak.
Di tiap nafas dan doaku aku selalu meminta kepada-Nya agar engkau selalu dibawah lindungan-Nya, penyakitmu hilang dari tubuhmu, dan kembai beraktivitas seperti sedia dulu kala. Maafkan anakmu ini.

Regards,
Your daughter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Find this blog

Followers